AKSI NYATA: MENANAMKAN NILAI KARAKTER MELALUI BUDAYA POSITIF

Penulis : Firmansyah,S.PD.,M.Pd.

Sumber : Internet

LATAR BELAKANG

Guru sebagai Pendidikan diharapkan mampu sebagai penuntun  laku dan pertumbuhan kodrat anak, KHD mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun. Petani hanya dapat menuntun tumbuhnya jagung, ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman jagung, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman padi dan lain sebagainya. Petani tidak dapat memaksa agar jagung tumbuh menjadi padi, begitu pun dengan pendidik. Pendidik hanya bisa menuntun dan merawat tumbuh kembangnya anak sesuai dengan kodratnya. Bagaimana caranya seorang pendidik bisa memberikan stimulus yang baik untuk siswa hingga menuntunya untuk bisa memaksimalkan potensi yang dimilikinya.

Menurut KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan itu adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak”.

Membentuk kodrat anak sesuai dengan nilai karakter yang diharapkan tidak terlepas dengan budaya positif di dalam sekolah. Budaya positif di dalam sekolah sangatlah penting untuk mengembangkan anak-anak yang memiliki karakter yang kuat, sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Tanpa adanya budaya positif di dalam sekolah membuat peserta didik nilai karakter semakin menurun.

BUDAYA POSITIF

Budaya positif adalah perwujudan dari nilai-nilai atau keyakinan universal yang diterapkan di dalam sekolah

Contoh Budaya Positif :

•Membuat Keyakinan kelas

•Menanamkan nilai kebajikan / nilai karakter

•Memberikan keteladanan dan kejujuran

•Peduli lingkungan

•Cinta kebersihan

•Dll

Menanamkan budaya positif:

•Mengenalkan disiplin positif sejak dini.

•Diskusikan setiap aturan, kesepakatan atau keyakinan yang sudah dibuat.

•Memberikan restitusi.

•Bersikap tegas, bijaksana bukan dengan marah.

DISIPLIN POSITIF

Disiplin positif merupakan pendekatan mendidik anak untuk melakukan kontrol diri dan pembentukan kepercayaan diri.

Tujuan dari disiplin positif adalah menanamkan motivasi yang ketiga pada murid-murid kita yaitu untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya.

Tujuan mulia dari penerapan disiplin positif adalah agar terbentuk murid-murid yang berkarakter, berdisiplin, santun, jujur, peduli, bertanggung jawab, dan merupakan pemelajar sepanjang hayat sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang diharapkan.

Contoh disiplin positif

Melaksanakan keyakinan kelas
Masuk tepat waktu
Baris berbaris dengan tertib
Berdoa sebelum belajar
Salam kepada guru
dll

MOTIVASI PERILAKU MANUSIA

Motivasi perilaku manusia sbb:

1.Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman

Biasanya orang yang motivasi perilakunya untuk menghindari hukuman atau

ketidaknyamanan, akan bertanya, apa yang akan terjadi apabila saya tidak melakukannya? Sebenarnya mereka sedang menghindari permasalahan yang mungkin muncul dan berpengaruh pada mereka secara fisik, psikologis, maupun tidak terpenuhinya kebutuhan mereka, bila mereka tidak melakukan tindakan tersebut.

2. Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain.

Orang dengan motivasi ini akan bertanya, apa yang akan saya dapatkan apabila saya melakukannya? Mereka melakukan sebuah tindakan untuk mendapatkan pujian dari

orang lain

3. Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya.

Ini adalah motivasi yang akan membuat seseorang memiliki disiplin positif karena

motivasi berperilakunya bersifat internal, bukan eksternal.

KEBUTUHAN DASAR

Kebutuhan bertahan hidup (survival) adalah kebutuhan yang bersifat fisiologis untuk bertahan hidup misalnya kesehatan, rumah, dan makanan.

Kebutuhan untuk disayangi dan diterima meliputi kebutuhan akan hubungan dan koneksi sosial,

kebutuhan dasar akan penguasaan yang tinggi biasanya selalu ingin menjadi pemimpin, mereka juga suka mengamati sebelum mencoba hal baru dan merasa kecewa bila melakukan kesalahan.

Kebutuhan untuk bebas adalah kebutuhan akan kemandirian, otonomi, memiliki pilihan dan mampu mengendalikan arah hidup seseorang.

Kebutuhan akan kesenangan adalah kebutuhan untuk mencari kesenangan, bermain, dan tertawa.

KEYAKINAN KELAS

keyakinan kelas, adalah mempelajari tanggung jawab setiap warga kelas. Keyakinan bertanggung jawab serta hak seseorang adalah sesuatu yang diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara tentang menumbuhkan murid yang merdeka.

LANGKAH-LANGKAH KEYAKINAN KELAS:

Menstabilkan Kelas

Validasi tindakan yang salah

Menanyakan keyakinan kelas

#SDN. 244 LAWO

#PekanBuktiKarya

#Merdeka Belajar

VIDEO AKSI NYATA SDN. 244 LAWO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *