A. Latar Belakang (Situasi/Kondisi Sekolah)
UPTD SPF SDN. 244 Lawo merupakan salah satu sekolah di daerah Kelurahan Ompo Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng. Sekolah ini di dalam naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Soppeng Provinsi Sulawesi Selatan. Sekolah saya ini merupakan daerah perkampungan Lawo yang khas dengan budaya kental suku Bugis. Sekolah ini terletak di daerah pegunungan, hutan, perbukitan, dan dikelilingi oleh sungai membuat guru dan murid merasa ketertinggalan dalam melakukan pembelajaran digital.
Saya menyadari bahwa situasi dan kondisi belajar peserta didik di dalam sekolah memiliki segala bentuk perbedaan, keunikan, dan keberagaman anak yang berbeda-beda. Setiap anak tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing. Segala perbedaan ini merupakan suatu kekuatan, aset, dan potensi yang dimiliki murid di dalam kelas. Keunikan dan keberagaman murid yang berbeda-beda di dalam kelas ini dikarenakan adanya beberapa faktor mulai dari faktor keluarga, ekonomi, kesulitan belajar memahami materi, sosial-emosional, hyperaktif, dan murid merasa bosan dalam pembelajaran. Dengan karakteristik, keunikan, keberagaman, kekuatan dan kebutuhan siswa yang berbeda-beda di dalam kelas. Tentunya kita sebagai pendidik memberikan layanan pendidikan terbaik dan merespon dengan tepat dalam pembelajaran di kelas. Melihat situasi dan kondisi tersebut saya mencoba mengembangkan inovasi pembelajaran yang sudah saya lakukan dalam memenuhi kebutuhan minat dan gaya belajar murid di dalam kelas. Salah satu praktik baik yang dilakukan adalah penerapan pembelajaran diferensiasi terintegrasi model SIPAMMASE berbantuan media pembelajaran interaktif.
Inovasi model SIPAMMASE kepanjangan dari (Stimulus, Pengelompokan, Mengeksplor, Mempresentasikan, dan Refleksi) berbantuan media pembelajaran interaktif (MPI) merupakan pembelajaran praktik baik yang saya lakukan dalam membantu murid memenuhi kebutuhan belajarnya di dalam kelas. Pembelajaran ini juga mampu mengakomodir segala aktivitas
dan kebutuhan murid yang memiliki keanekaragaman sesuai dengan minat dan gaya belajar sehingga dapat semakin bersemangat dan termotivasi dalam belajarnya.
B. Tantangan
Berdasarkan hasil observasi yang menjadi tantangan dalam pembelajaran diferensiasi di dalam kelas sebagai berikut:
- Melakukan pemetaan murid di dalam kelas
Sulitnya guru melakukan pemetaan / identifikasi murid di dalam kelas. Hal ini dikarenakan minat dan gaya belajar murid beranekaragam sehingga pemetaan / identifikasi murid sangat penting dalam melakukan pengelompokan murid di dalam kelas. Pengelompokan yang dilakukan berdasarkan minat dan gaya belajar di dalam kelas.
- Pengelolaan waktu belajar murid dengan pembelajaran berdiferensiasi Pengelolaan waktu belajar murid membutuhkan waktu yang lama mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Pengelolaan waktu sangat penting terhadap pembelajaran diferensiasi yang tentunya membutuhkan kesiapan guru dalam mengajar di dalam kelas. Untuk itu
guru harus mengelola waktu dengan sebaik-baiknya agar pembelajaran diferensiasi dapat dilakukan sesuai dengan rencana yang diharapkan. - Merancang strategi pembelajaran diferensiasi sesuai minat dan bakat murid di dalam kelas. Guru melakukan perancangan dan mengembangkan strategi pembelajaran diferensiasi di dalam kelas. Perancangan strategi pembelajaran diferensiasi berupa model dan media pembelajaran yang dilakukan untuk menyesuaikan minat dan gaya belajar murid di dalam
kelas.
Dari ketiga tantangan yang dihadapi tersebut dapat disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi melibatkan:
- Kepala Sekolah dalam memberikan dukungan dan semangat dalam mengembangkan pembelajaran diferensiasi di dalam kelas.
- Guru/rekan sejawat sebagai fasilitator dalam membantu murid dalam pembelajaran di dalam kelas.
- Orang tua murid sangat berperan penting dalam membantu murid meningkatkan fokus pembelajaran.
C. Aksi
Langkah yang dilakukan dalam pembelajaran diferensiasi yaitu:
- Tahapan Perencanaan
Adapun tahapan merencanakan pembelajaran diferensiasi sebagai berikut:
a. Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah.
b. Melakukan asesmen diagnostik kognitif dan asesmen non kognitif.
Asesmen ini bertujuan untuk mengetahui data pemetaan belajar murid berdasarkan kebutuhan minat dan gaya belajar murid di dalam kelas. Asesmen diagnostik kognitif bertujuan untuk menggali data terkait mengenai pemahaman awal murid terhadap materi bahan ajar. Dari hasil asesmen diagnostik kognitif ini didapatkan sebanyak 36 % memiliki tingkat pemahaman utuh, 36 % memiliki tingkat pemahaman sebagian dan 28 % tidak paham terhadap materi yang di berikan. Sedangkan asesmen diagnostik non kognitif saya fokuskan untuk menggali data terkait gaya belajar murid di dalam kelas. Dari hasil asesmen diagnotik non kognitif ini didapatkan 64 % yang menyukai gaya belajar audio visual dan 36 % orang menyukai gaya belajar kinestetik.
Berdasarkan dari hasil asesmen tersebut saya membentuk 3 kelompok yaitu 2 kelompok audio visual dan 1 kelompok kinestetik. Hal ini berdasarkan dari minat dan gaya belajar murid di dalam kelas.
c. Merancang dan mengembangkan inovasi pembelajaran berdiferensiasi sebagai berikut:
1) Belajar melalui platform merdeka mengajar (PMM) dengan tujuan untuk mendapatkan inspirasi atau referensi pembelajaran melalui praktik baik yang dilakukan oleh guru nusantara di dalam kelas - 2) Dari inspirasi tersebut saya mengembangkan inovasi model pembelajaran SIPAMMASE terintegrasi media pembelajaran interaktif. Model SIPAMMASE merupakan nama akronim yang artinya dalam bahasa bugis mendorong orang untuk saling membantu. Model SIPAMMASE kepanjangan dari Stimulus, Pengelompokan, Mengeksplorasi, Mempresentasikan, dan Refleksi. Model SIPAMMASE merupakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran diferensiasi dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
- 3) Selain itu saya juga mengembangkan media pembelajaran interaktif. Media pembelajaran interaktif dapat dipahami sebagai suatu perangkat lunak yang tersusun atas multimedia seperti teks, gambar, animasi, video dan audio. Media pembelajaran interaktif digunakan sebagai alat atau media pembelajaran yang membantu guru dalam memberikan materi pembelajaran kepada murid di dalam kelas. Media pembelajaran interaktif yang saya kembangkan berbasis web html yang bisa langsung digunakan tanpa perlu melakukan penginstalan. Berikut beberapa fitur media pembelajaran interaktif sebagai berikut:
- a) Kompetensi memuat capaian pembelajaran.
- b) Materi memuat materi dan video pembelajaran.
- c) Evaluasi memuat pertanyaan / tes evaluasi pembelajaran.
- d) Game edukasi memuat permainan yang memacu adrenalin dalam pembelajaran
- e) Refleksi memuat refleksi murid terhadap pelaksanaan pembelajaran.
- f) Pengembang memuat nama profil pengembang media
- g) Petunjuk penggunaan memuat fungsi tombol penggunaan media.
- Tahapan Pelaksanaan
a. Kegiatan Awal
Langkah-langkah yang saya lakukan dalam tahapan pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:
1) Saya melakukan budaya tertib dengan baris berbaris. Hal ini bertujuan menumbuhkan kebiasaan disiplin murid dan meningkatkan nilai tata krama murid di lingkungan sekolah.
2) Saya menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Dengan memberikan yel-yel semangat dan motivasi kepada murid di
dalam kelas. Hal ini bertujuan untuk menjalin keakraban dan kesiapan belajar murid di dalam kelas.
3) Awal belajar murid didalam kelas mereka saya libatkan dalam membuat penyusunan keyakinan kelas. Mereka menuliskan
keinginan ataau keyakinan budaya positif yang mereka harapkan ketika nantinya saat melakukan proses pembelajaran. Hal ini
bertujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai budaya positif bersama antara guru dan murid di dalam kelas.
b. Kegiatan Inti
Langkah-langkah dalam tahapan pelaksanaan kegiatan inti pembelajaran menggunakan model SIPAMMASE sebagai berikut:
1) Tahapan stimulus. Pada tahapan stimulus saya memberikan stimulus/rangsangan dalam menjawab pertanyaan. Stimulus
tersebut berupa pertanyaan mengenai apa yang dilihat terhadap gambar dan memberikan pertanyaan pemantik sebelum masuk kedalam materi. Dari pertanyaan yang diberikan murid semakin termotivasi dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.
2) Tahapan pengelompokkan. Pada tahapan ini saya melakukan pengelompokkan berdasarkan gaya dan minat belajar murid. Hal ini berdasarkan dari hasil asesmen diagnostik kognitif dan non kognitif. Pada hasil asesmen diagnostik tersebut terbentuklah 3 kelompok yaitu 2 kelompok menyukai audio visual dan 1 kelompok menyukai kinestetik.
3) Tahapan mengeksplorasi. Pada tahapan ini murid melakukan eksplorasi terhadap media pembelajaran interaktif yang sudah
diberikan. Berikut kegiatan eksplorasi yang dilakukan sebagai berikut:
a) Kegiatan berliterasi. Kegiatan berliterasi yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman materi
kepada murid.
b) Kegiatan mengamati. Kegiatan mengamati video pembelajaran yang bertujuan untuk membantu guru dalam menyampaikan informasi secara audio visual kepada murid.
c) Kegiatan menjawab soal evaluasi. Kegiatan menjawab soal evaluasi bersama kelompok yang bertujuan untuk mengukur
kemampuan murid terhadap pertanyaan yang diberikan.
d) Kegiatan bermain game edukasi. Kegiatan bermain game edukasi bertujuan untuk menumbuhkan minat belajar murid
melalui game edukasi
e) Kegiatan melakukan percobaan. Kegiatan ini bertjuan untuk memahamai materi mengidentifikasi sifat-sifat magnet.
f) Dari hasil percobaan tersebut saya mengarahkan murid dalam membuat tugas berbentuk produk sesuai dengan gaya
dan minat belajarnya. Tugas produk yang diberikan bernekaragam. Untuk kelompok 1 audio visual murid
menyukai menggambar sifat-sifat magnet. Kemudian kelompok 2 audio visual lainnya murid menyukai membuat
poster pengindentifikasin sifat-sifat magnet. Selanjutnya kelompok 3 kinestetik murid menyukai membuat video
mengenai identifikasi sifat-sifat magnet.
4) Tahapan Mempresentasikan. Pada tahapan ini murid melakukan presentasi terhadap tugas produk yang sudah
diberikan.
5) Tahapan refleksi. Pada tahapan ini murid melakukan refleksi
terhadap proses pembelajaran yang sudah dilakukan. Refleksi
yang diberikan berupa pertanyaan refleksi berbasis online yang
dimasukkan di dalam media pembelajaran interaktif. Selain itu
kegiatan refleksi juga dilakukan dalam bentuk permainan kereta
api. Tujuan permainan kereta api ini adalah mengecek kerapian
murid selama proses pembelajaran dan memberikan pertanyaan
secara lisan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
pemahaman murid terhadap materi yang sudah diberikan dan
meningkatkan nilai keakraban di dalam kelas
c. Kegiatan Penutup
1) Guru memberikan tugas individu di rumah dengan memanfaatkan
magnet dalam kehidupan sehari-hari.
2) Guru memberikan kesimpulan pembelajaran.
Proses pemilihan strategi pembelajaran diferensiasi menggunakan
model SIPAMMASE berawal dari budaya positif yang ada di dalam sekolah.
Makna budaya positif SIPAMMASE yaitu saling mengasihi dan mendorong
orang untuk saling membantu merupakan kekuatan potensi sekolah kami.
Dengan kekuatan potensi sekolah tersebut saya terinspirasi mengembangkan
inovasi model pembelajaran menggunakan budaya SIPAMMASE sebagai
langkah-langkah kegiatan model pembelajaran diferensiasi dalam memenuhi
kebutuhan murid. Langkah kegiatan SIPAMMASE (Stimulus,
Pengelompokan, Mengeksplor, Mempresntasikan dan Refleksi). Sedangkan
media pembelajaran interaktif (MPI) di dasarkan pada kebutuhan minat dan
gaya belajar murid di dalam kelas. Dalam pemilihan strategi pembelajaran
diferensiasi menggunakan model SIPAMMASE berbantuan media
pembelajaran interaktif melibatkan kepala sekolah, guru/rekan sejawat dan
murid dalam pembelajaran langsung.
D. Refleksi Terkait Hasil dan Dampak Pembelajaran
Dampak positif dalam kegiatan proses pembelajaran diferensiasi
Model SIPAMMASE berbantuan media pembelajaran interaktif yaitu:
- Penerapan pembelajaran diferensiasi Model SIPAMMASE berbantuan
media pembelajaran interktif dapat menarik minat dan gaya belajar murid
di dalam kelas sehingga murid dapat lebih fokus dalam pembelajaran. - Sangat efektif dalam menumbuhkan minat dan gaya belajar murid di
dalam kelas. Murid dapat memilih diferensiasi penugasan kelompok yang
diinginkan sesuai dengan minat dan bakat dalam belajar di dalam kelas. - Hasil belajar murid baik dalam kegiatan berkelompok maupun secara
individu meningkat signifikan. Dalam kegiatan berkelompok dengan
dibuktikan menjawab fitur evaluasi dengan persentase 92 % pada media
pembelajaran. Refleksi di akhir pembelajaran memberikan pertanyaan
lisan setiap individu dengan persentase 88 % menjawab dengan optimal.
Refleksi respon positif dari murid, guru/teman sejawat, dan kepala
sekolah sebagai berikut: - Murid sangat senang dalam belajar karena menggunakan model
pembelajaran kreatif dan menggunakan media chromebook yang bisa
mengeksplor di dalam media tersebut. - Memberikan pengalaman belajar dan inspirasi kepada guru dalam
menggunakan pembelajaran diferensiasi berbasis teknologi. - Kepala sekolah memberikan dukungan dan apresiasi dalam rangka
penerapan inovatif dan kreatif. Salah satu pembelajaran yang dilakukan
adalah pembelajaran diferensiasi berbasis teknologi yang memberikan
inspirasi kepada rekan-rekan guru di dalam sekolah.
Faktor keberhasilan pembelajaran diferensiasi ini sangat ditentukan
oleh penguasaan pemahaman terhadap materi, model, dan media pembelajaran
diferensiasi. Selain itu pembelajaran berhasil dilakukan dengan adanya
kolaborasi dan dukungan warga sekolah dalam meningkatkan minat dan gaya
belajar murid di dalam kelas.
Sebagai tindak lanjut kedepan inovasi model SIPAMMASE berbantuan
media pembelajaran interaktif akan diseminasikan di tingkat kabupaten untuk
berbagi pengalaman dan saling kolaborasi bersama guru dalam
mengembangkan model dan media pembelajaran interaktif di dalam sekolah.
